“Perjuangan saya menuju kursi Gubernur merupakan keputusan yang tidak mudah, melewati berbagai pertimbangan, pemikiran serta menghitung kekuatan dan kelemahan, diramu dengan pemikiran skeptis banyak orang yang meragukan pertarungan karena berhadapan dengan tokoh-tokoh politik terkenal. Namun, saya bersyukur atas dukungan doa bapak ibu Anak Cucu Nusahulawano mengantarkan saya bisa memimpin Maluku,” kata Lewerissa.
Ambon,moluccastimes.id-Mensyukuri Anak Pulau Putra Nusahulawanno, Hendrik Lewerissa sebagai Gubernur Maluku, Ikatan Keluarga Besar Nusahulawanno (IKBN) Provinsi Maluku menggelar acara syukuran di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Provinsi Maluku, Sabtu 12/04/2025.
Pria smart itu memulai sambutannya dengan menyatakan syukur dan sukacita hadir bukan saja sebagai Gubernur Maluku tetapi juga Anak Pulau Putra Nusahulawanno.
“Perjuangan saya menuju kursi Gubernur merupakan keputusan yang tidak mudah, melewati berbagai pertimbangan, pemikiran serta menghitung kekuatan dan kelemahan, diramu dengan pemikiran skeptis banyak orang yang meragukan pertarungan karena berhadapan dengan tokoh-tokoh politik terkenal. Namun, saya bersyukur atas dukungan doa bapak ibu Anak Cucu Nusahulawano mengantarkan saya bisa memimpin Maluku,” kata Lewerissa.
Bersama Wakil Gubernur, lanjutnya, menghadapi situasi yang tidak mudah.
“Mengapa? karena setelah dilantik, kami diperhadapkan dengan kebijakan efiensi anggaran, padahal ada begitu banyak persoalan dan program yang telah dirancang jauh sebelumnya. Namun dibalik itu, kami menyadari bahwa keputusan Presiden memiliki dasar terutama politik global dan nasional. Dunia saat ini tidak sedang baik-baik saja secara global ekonomi mengalami kontraksi yang luar biasa, nilai tukar rupiah mengalami fluktuasi yang sangat tinggi. Karena itu, kebijakan efisiensi mengajarkan Pemerintah Daerah agar arif dan bijaksana dalam membelanjakan uang negara,” jelas ayah tiga anak itu.
Lewerissa juga menyoroti dinamika yang terjadi di sejumlah tempat.
“Baru 52 hari menjadi pemimpin, kita dihadapkan juga dengan sejumlah potensi perselisihan antar negeri. Kami tidak masa bodoh dan membiarkan masalah selesai secara alamiah. Namun, saya dan Pak Wakil Gubernur berjanji dan sepakat untuk hadir sebagai orangtua masyarakat Maluku serta membuktikan kehadiran negara di tengah masyarakat,” timpalnya.
Pria berkumis tebal itu menambahkan dengan pendekatan yang humanis dan upaya persuasif diambil untuk mendamaikan serta membangun rekonsiliasi.
“Hal ini bukan berarti bahwa orang-orang yang melakukan kejahatan bisa berjalan bebas, karena hukum harus ditegakkan, kita hidup di negara hukum, jangan lupakan itu. Jangan biarkan masalah pribadi bergeser ke masalah komunal, kampung, maupun negeri bahkan diprovokasi menjadi konflik antar komunitas. Ini Maluku, kita Maluku, katong hidup orang basudara, potong di kuku rasa di daging, sagu salempeng di pata dua,” tegas Gubernur.
Ditandaskan, sebagai Ketua Forkopimda Maluku, dirinya berkoordinasi dengan pimpinan yang lain yang memiliki perspektif yang sama.
“Potensi perselisihan di Maluku harus ditanggapi dengan cepat. Ceritakanlah bagi generasi saat ini pengalaman konflik sosial dulu yang membawa kesengsaraan bagi seluruh masyarakat apalagi ditengah kesulitan ekonomi seperti saat ini. Kami berdoa dan berharap kondisi seperti itu tidak akan terjadi lagi di Maluku,” lirihnya.
Acara syukur tersebut dihadiri juga oleh Wakil Gubernur Maluku H. Abdullah Vanath, Ketua TP PKK Provinsi Maluku Maya Baby Lewerissa, Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku Johan Lewerissa, Anggota DPD RI Novita Anakotta, Wakil Gubernur Maluku Periode 2014-2019 Zeth Sahuburua, Rektor Universitas Pattimura, Prof. F. Leiwakabessy; Direktur Politeknik Negeri Ambon, Dady Mairuhu, ST, MM; Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku, Cendekiawan asal Nusahulawanno, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, serta anak cucu Nusahulawanno. (MT-01)