( LEGENDA DARI PULAU KEI- PART I )
Mollucastimes.Com- Pembaca Mollucastimes yang setia, pernahkah kalian mendengar legenda dari Pulau Kei, Maluku “Ai Ngam Sorngai” ? cerita ini sangat berhubungan erat dengan tradisi religi di Pulau Kei.
Mau tahu ceritanya ? mari kita simak;
Ada seorang gadis bernama Watwarin. Dia mempunyai enam kakak perempuan. Pada suatu hari mereka berenam memarut buah-buah kelapa, sebanyak tujuh batok, untuk digunakan saat mandi di laut. Seekor ikan kecil melompat masuk ke dalam batok gadis sulung. Gadis itu berkata : “Semoga hantu-hantu menghancurkannya,ikan ini tidak berguna sedikitpun”. Lalu ia membuang ikan itu. Ikan kecil itu lalu meloncat masuk kedalam batok dari masing-masing lima gadis yang lain itu, tetapi mereka semua memandang remeh ikan kecil itu dan membuangnya. Akhirnya ikan itu melompat masuk ke dalam batok kelapa milik gadis bungsu.maka Watwarin berkata : “Biar cuma seekor ikan, aku menerima dia sebagai suami dan akan menikahi dia”.
Watwarin membawa pulang ikan kecil itu dan memasukannya ke dalam sebuah pasu. Tak lama kemudian pasu itu menjadi terlalu kecil (karena ikan bertumbuh dengan cepat sekali). Ukuran ikan itu tidak cukup lagi untuk pasu itu. Maka Watwarin mengambil sebua sampan, dan membuat ikan itu berenang di dalamnya. Pada malam hari, ikan itu berubah menjadi seorang manusia dan tidur bersama Watwarin. Keenam kakaknya mendengar suara orang yang berbicara di dalam kamar Watwarin, dan mengintainya.mereka melihat bahwa ikan itu sudah berubah menjadi seorang manusia. Dengan kaget dan kagum mereka memperhatikan betapa tampan anak muda itu. Maka mereka pun merasa iri hati dan cemburu terhadap Watwarin. Adapun nama ikan itu adalah Ai Ngam Sorngai.
Pada suatu hari mereka berkata kepada Watwarin : “Ayo, mari kita pergi pemiri kebun kita. Tetapi alangkah baiknya engkau tinggal di rumah untuk memasak,lalu kami bersama Ai Ngam Sorngai akan kaya api dan pemiri kebun”.
Mereka memotong kayu api,udara sangat panas. Mereka semua berkeringat dan membuka kebaya mereka masing-masing,yang kemudian mereka menyembunyikan rerumputan sihir didalamnya, supaya siapapun yang menyentuhnya akan mati.
Setelah kayu api menjadi kering, mereka berenam menyalakan api dan membakar kebun sekelilingnya.
Seketika api itu berkobar di mana-mana, mereka berseru kepada Ai Ngam Sorngai : “Aduh, Ai Ngam Sorngai, di tengah kebun tergantung kebaya-kebaya kami. Cepat, ambilah, supaya jangan terbakar!
Ai Ngam Sorngai berlari secepat-cepatnya, tetapi ia terkurung oleh api, sehingga ia terbakar dan meninggal.
Dan beginilah ceritanya!- mereka pulang, dan Watwarin bertanya : “Di mana Ai Ngam Sorngai?”
Mereka menjawab: “Kami tidak tahu. Dia berjalan mendahului kami. Apakah Ia belum pulang? Mungkin ia pergi ke tempat lain”.
Berkatalah Watwarin : “Bukan begitu; kamu berbohong. Kamu telah membunuh dia, membakar dia, karena kalian cemburu!”
Lalu Watwarin berjalan ke kebun, di mana ia berusaha mencari suaminya, tetapi sudah terbakar hingga menjadi abu.
Maka berdoalah Watwarin, dan perlahan-lahan abu itu bersatu kembali. Dia melanjutkan doanya, maka anggota-anggota tubuhnya memulihkan diri. Lagi Watwarin berdoa, dan tubuh Ai Ngam Sorngai mulai tergerak. Lama sekali ia berdoa sampai Ai Ngam Sorngai hidup kembali seluruhnya. Dan mereka pulang ke kampong mereka.
Rasa cemburu keenam bersaudara perempuan pun muncul kembali dan mereka menyusun siasat buruk. Berkatalah mereka kepada Watwarin : “Baiklah kau tinggal saja dirumah, sedangkan kami bersama Ai Ngam Sorngai pergi memancing.
Maka mereka pun pergi dan Ai Ngam Sorngai mendayung perahu mereka. Ketika mereka sampai ditengah laut yang dalam, mereka berenam menjatuhkan parang-parang mereka ke dalam laut.
Berpura-pura terkejut, mereka melompat berdiri dan berseru: “Ai Ngam Sorngai, parang-parang kami telah jatuh ke dalam laut. Mohon menyelam dan ambilah parang-parang itu. ( Bersambung…..)