Ambon,Mollucastimes.Com- Pelaksanaan Tabel Top Exrecise(TTX) Nasional mengahadapi ancaman bencana gempa bumi dan tsunami kembali dilakukakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Maluku,BNPBD Kota Ambon Dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (29/08/2016) bertempat di hotel Natsepa, Suli Kabupaten Maluku Tengah.
Pelaksanaan kegiatan tersebut di ikuti Kepala BNPB RI,Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FORKOPINDA) Provinsi Maluku, Bupati Maluku Tengah beserta unsur FORKOPINDA, Penjabat Walikota Ambon beserta Unsur FORKOPINDA Kota Ambon, Sekertaris Daerah Provinsi Maluku, Sekretaris Kota Ambon dan Sekda Maluku Tengah, Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB RI, Pimpinan SKPD Pemprov Maluku dan Kabupaten Maluku Tengah dan Kota Ambon dengan 70 Penelaah dari masing- masing instansi Pemerintah, TNI dan Polri.
Menurut Deputi Bencana Kontingensi Bagian pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB RI, DR Bernadus Wisnu Widjaja kepada Wartawan menyampaikan, pelaksaanan TTX yang diselenggarakan BNPB RI di Maluku selama 3 hari 29-31/08/2016 bertujuan untuk mengetahui indikator musibah yang mana BNPB RI ingin mengetahui sejauh mana musibah gempa atau bencana yang terjadi di Maluku sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh UNESCO dengan BNPB RI.
“Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Tim Peneliti dari BNPB RI dengan UNESCO, Peneliti BNPB RI sudah tidak tertarik dengan Aceh selaku Daerah yang pernah dilanda bencana Tsunami Tahun 2004 ,sehingga pada bulan Januari Tahun 2005 BNPB RI melakukan Pelaksanaan Tabel Tob Exrecise yang pertama di Provinsi Sumatera Barat yakni di Padang dan Pada Bulan September BNPB RI melakukan Sumatera Cellent yang kegiatannay mendunia,” katanya
Selain itu saat ditanyakan Wartawan mengenai Gambaran lempengan patahan Tektonik bawah laut di daerah Maluku sesuai dengan penelitian Ahli Geolgi dan Tektonik Institut Teknologi Bandung yang sewaktu-waktu akan menimbulkan Tsunami diMaluku, DR Bernadus Wisnu Widjaja menegaskan, Peneliti ibarat Black Box yang tidak tahu soal lempengan tersebut, kecuali beberapa perusahan minyak yang bagus,sehingga BNPB RI bisa menyusun tatanan tektonik dan dapat menyimpulkan beberapa daerah yang bisa menimbulkan tsunami yang salah satu skenario BNPB RI adalah di Daerah Seram Utara yang mana sebagian Patahan Tektonik bawah laut ada di keseluruhan Pulau Seram.
“Untuk Kota Ambon dan Pulau Haruku dalam beberapa tahun kedepan sesuai dengan data pemetaan BNPB RI, kemungkinan gejala Tsunami tidak terlalu tinggi berfariasi 3-8 Meter sedangkan yang perlu diantasipasi Oleh BNPB Provinsi Maluku,Kota Ambon dan BNPBD Kabupaten Maluku Tengah adalah adalah di bagian utara Pulau Seram yang perkiraan Tsunaminya berkisar 10-15 Meter,” ungkapnya.
Selain itu, Deputi Bencana Kontingensi Bagian pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB RI DR Bernadus Wisnu Widjaja menambahkan, ditahun 2015 BNPB RI telah memetakan Kota Ambon sesuai dengan informasi dari BPBD Kota Ambon mengenai antipasi bencana berupa banjir dan tanah longsor, sedangkan untuk Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Timur dan Seram Bagian Barat, Kota Tual, Maluku Tenggara, Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya dalam Tahapan Penelitian oleh BNPB RI mengenai informasi gejala bencana alam. (MG-02)