Cengkeh Dan Pala Sumber Pendapatan Ekonomi Provinsi Maluku

by -84 Views

Ambon, Mollucastimes. Com- Pelaksanaan Dialog Budaya oleh Balai Pelestarian Budaya dan Sejarah Provinsi Maluku, Rabu (21/9/2016) bertempat di kantor PKK, Jln Urimesing Ambon, Maluku.
Kepala Balai Pelestarian Sejarah dan Budaya Provinsi Maluku Stevanus Tiwery SH, S.Pd menjelaskan, pelaksanaan kegiatan dialog budaya tahun 2016 dengan tema jalur rempah, Maluku pusat peradaban dunia menjadi sebuah topic yang menarik yang dibicarakan dalam konteks kekinian secara khusus orang Maluku, karena rempah-rempah Maluku pada masa lampau  khusus cengekh dan pala, bukan hanya menjadi sebuah kehidupan keserasian tetapi justru lebih menarik dari sekian banyak rempah-rempah yang ada karena memiliki nilai yang lebih tinggi dari segi ekonomis bila dibandingkan dengan nilai rempah-rempah yang lain.
“Cengkeh dan pala dari Maluku secara ekonomis dan dari sisi sosial sangat tinggi dimata dunia, sehingga saudagar-saudagar dari Eropa, Asia, Arab, dengan berbagai ekspedisi berlayar menemukan daerah penghasil rempah, yang mana untuk cengkeh dan pala lebih banyak tumbuh di daerah Vulkanik di pulau-pulau kecil seperti, Ternate, Tidore, Bacan, Banda, memiliki kualitas ekonomi yang lebih tinggi sehingga menjadi rebutan dan menjadi titik star untuk menghubungkan satu daratan, satu Negara, satu benua dengan benua lainnya,”katanya.
Selain itu Tiwery, juga menambahkan dunia kepariwisataan Maluku,  yang bila dilihat sudah semakin maju pada Zaman dahulu dengan rempah-rempah yang menjadi sumber kehidupan ekonomi masyarakat Maluku pada saat itu, bisa terlayani dengan baik melalui rempah-rempah cengkeh dan pala. Harga diri dan identitas masyarakat Maluku tinggi di mata dunia, di mana semua orang bisa menjadikan komoditas cengkeh dan pala sebagi alat untuk status sosial misalnya Cengkeh sebagai pengharum Nafas saat bebicara selain dapat mengawetkan mayat.
  
“ Tantangan bagi kita orang Maluku untuk kembali melestarikan kejayaan masa lampau dari Maluku, dengan rempah-rempah cengkeh dan pala bisa berdampak dalam kondisi kekinian kita selaku orang Maluku yang lagi gencar-gencar membangung daerah, wilayah yang ada di Provinsi Maluku untuk bisa sejajar dengan daerah dan wilayah-wilayah lain di Indonesia, yang mana sesuai dengan data statistik menunjukan, Provinsi Maluku merupakan tiga Provinsi yang tertinggal dan termiskin, sehingga yang menjadi pertanyaannya, Maluku yang dulunya terkenal di dunia sejak Zaman dahulu apakah tidak bisa menjadi primadona untuk membangun Maluku, sehingga kesejahteraan dan kesetaraan itu bisa setara dengan daerah lain?, “ ungkapnya.
Dirinya juga menegaskan kontribusi pemikiran dalam dialog budaya djalur rempah-remapah tahun 2016, untuk memberikan sumbangan pemikiran, baik kepada masyarakat, Akademisi, terlebih khusus bagi peneliti-peneliti yang ada di BPNB Provinsi Maluku, maupun Pemerintah Maluku untuk sama-sama meningkatakan produktivitas rempah-rempah yang ada di Maluku yakni cengkeh dan pala sebagai sumber kekayaan Maluku.
“Bila dilihat, jaman sekarang kestabilan produktivitas Cengkeh dan Pala sangat menurun, harga perlu dinaikan sehingga bisa menjadi daya tarik dan semangat para petani cengkeh dan pala untuk lebih meningkatkan produktivitas tanaman cengkeh dan pala di daerah-daerah yang ada di Provinsi Maluku, sehingga sangat diharapkan keseriusan dari Pemerintah Daerah untuk memberikan dukungan-dukungan melalui bantuan-bantuan Perbankan yang digulirkan melalui kredit usaha rakyat (KUR) kepada pada para petani cengkeh dan pala tersebut.
    
Peserta yang hadir dalam dialog budaya tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Budaya Provinsi Maluku yakni, Mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP dan Fakultas Ilmu sosial dan Pemerintahan Universitas Pattimura, Akademisi dari Unpatti, Para Peneliti dari Balai Pelestarian Budaya dan Sejarah, Balai Arkeologi Provinsi Maluku, Kantor Bahasa Provinsi Maluku, Guru-guru Sejarah dari semua sekolah yang ada di Kota Ambon, dengan  total keseluruhan peserta berjumlah 100 orang dengan Nara sumber Prof, DR. M. Huliselan, DR Usman Tahlib, M, Hum, La Rahman, MH dan Marlon Ririmase, SE, MH.  (Mg-02)  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *