Ambon, Mollucastimes.Com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Maluku gelar dialog pelibatan masyarakat dalam pencegahan radikalisme- terorisme prespektif ekonomi. Kegiatan yang menghadirkan 120 peserta tersebut bertempat di Aula Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), Sabtu, 22/10/2016.
Drs. Anwar Sanusi, koordinator staf ahli BNPT dalam sambutannya mengajak Masyarakat Maluku ikut serta terlibat dalam pencegahan paham radikalisme yang menjadi momok keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Banyak cara masyarakat Maluku, Ambon ikut serta dalam pencegahan virus yang merusak bangsa ini. salah satunya adalah ikut serta dalam sosialisasi yang digelar BNPT di daerah-daerah,” tandasnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, BNPT di bantu oleh FKPT yang tersebar diseluruh provinsi yang ada di Indonesia melakukan workshop, seminar, dialog bahkan penilitian untuk memahami sekaligus pencegahan paham radikali, terorisme tanpa mengurangi nilai-nilai kearifan lokal di masing-masing daerah.
Radikalisme dan Terorisme Musuh Katong Samua, tajuban yang sangat menyatu dengan telinga orang Maluku. “Begitulah cara kita memberikan pemahaman di setiap daerah-daerah yang tersebar di NKRI,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua FKPT Provinsi Maluku, Drs. Abdul Rahim Uluputy mengatakan, FKPT Maluku hanya sebatas Forum koordinasi di daerah, panjang tangan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Jakarta.
“Dialog pelibatan Masyarakat dalam pencegahan Terorisme hari ini lebih fokus dalam kajian ekonomi Masyarakat,” tandasnya.
Uluputy menambahkan, faktor ekonomi mendapat perhatian serius karena melaluinya paham terorisme dapat berkembang. meskipun ekonomi bukan satu-satunya jalan paham ini mewabah di masyarakat.
“jika pemahaman yang salah dibumbui dengan faktor ekonomi, maka radikalisme dan bahkan terorisme dapat berkembang dengan cepat,” singkatnya.
Dialog tersebut menghadirkan Anwar Sanusi, koordinator staf ahli BNPT, membawakan materi Sejarah Perjalanan Terorisme di Indonesia, Bagus Aryo, seorang Pakar ekonomi Universitas Indonesia (UI), dengan materi, Terorisme dan kemandirian; pendekatan Kesejahteraan Ekonomi, serta seorang mantan terorisme, Ali Fauzi, yang menceritakan pengalaman pribadinya kepada 120 peserta dialog. (MT-04)