Ambon, Mollucastimes.Com- Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T )oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang digadang- gadang akan dibuka di Universitas Pattimura Ambon pasca aksi demo yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (DPMF) Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP) Universitas Pattimura Ambon, ibarat pungguk merindukan bulan. Pasalnya sampai saat ini belum ada kejelasan dari Dirjen Guru Republik Indonesia terkait dengan ijin pembentukan Program SM3T itu.
Saat tuntutan DPMF-KIP Universitas Pattimura Ambon melakukan aksi demonstrasi menolak Program Guru Garis Depan (GGD) diberlakukan di Maluku beberapa pekan lalu. Saat itu Gubernur Maluku Said Assagaff menyampaikan, sudah ada kesepakatan dari pertemuan bersama antara Dirjen Guru di Jakarta dengan Dekan FKIP Unpatti Ambon maupun Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Maluku saat itu terkait seleksi program GGD diberikan kewenangan pelaksanaan kepada Unpatti Ambon.
Sementara persayaratan mengikuti GGD adalah peserta harus mengikuti Program SM3T dan Program PPG (Pendidikan Profsi Guru) sehingga Unpatti harus mempersiapkan Program itu. Namun sampai saat ini belum ada kejelasan terkait dengan persoalan itu.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon, Prof. Th Laurens, M.Pd Kamis (25/08/2016) kepada Mollucastimes.Com di Kampus Unpatti menyampaikan, sampai saat ini Unpatti masih menunggu konfirmasi dari Kementerian terkait dengan pelaksanaan Program SM3T yang merupakan salah satu syarat untuk mengikuti seleksi Guru Garis Depan di Unpatti.
“Sekarang kita masih menunggu keputusan dari kementerian” Kata Laurens.
Terkait dengan kesiapan Unpatti dalam menyelenggarakan Program itu, dikatakannya Unpatti terlebih khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan telah siap, namun tergantung keputusan perijinan dari Pusat untuk pelaksanaan Program itu.
“Kalau soal penyelenggaraan FKIP sudah siap. Tinggal ijin dari kementerian saja, namun sampai saat ini belum ada ijin dari Kementerian” jelasnya.
Laurens berharap agar ada kejelasan dari pihak Kemendikbud terkait dengan keputusan pembentukan program SM3T. Dia berharap para alumnus FKIP juga harus memanfaatkan IT untuk melakukan akses informasi khusus SM3T itu. (Cr-01/Mg-06)