“Mirisnya, kemarin Minggu itu bertepatan dengan pentahbisan Diaken dan Penatua GPM khususnya di Gereja Silo Trikora dimana peristiwa terjadi. Karena itu simpul-simpul yang rawan harus dipeketat, apalagi malam minggu atau menjelang hari besar keagamaan,” pintanya.
Ambon,moluccastimes.id-Ingatan masyarakat Kota Ambon akan kisah sedih 1999, agar tidak kembali lagi. Peristiwa Trikora harus menjadi pengalaman.
Demikian refleksi peristiwa Trikora pada hari Minggu 12 Januari 2025 lalu yang disampaikan Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon, William Mairuhu dalam rapat Komisi I bersama Pj. Sekretaris Kota Ambon, Kapolresta Pulau Ambon, Dandim 1504 Pulau Ambon, Kabag Hukum Kota Ambon, di ruang paripurna, Kamis 16/01/2025.
“Saat kota ini mulai bergeliat dan semakin berpacu dalam pembangunan, maka kisah sedih 1999 diharapkan tidak terulang kembali,” tandasnya.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menegaskan jika yang memicu buruknya kondisi keamanan dan ketertiban adalah minuman keras (Miras), maka keamanan harus diperketat.
“Mirisnya, kemarin Minggu itu bertepatan dengan pentahbisan Diaken dan Penatua GPM khususnya di Gereja Silo, Trikora dimana peristiwa terjadi. Karena itu simpul-simpul yang rawan harus dipeketat, apalagi malam minggu atau menjelang hari besar keagamaan,” pintanya.
Dalam hal ini Mairuhu mengapresiasi kinerja Polresta Pulau Ambon, dengan kesigapan mampu meredam.
“Terimakasih aparat keamanan terutama Polresta Pulau Ambon dan Pulau Pulau Lease yang dengan cepat meredam sehingga tidak melebar,” apresiasinya.
Ditambahkan, saat itu juga dirinya menerima informasi bentrokan yang terjadi di Desa Hunuth.
“Artinya ada rencana provokasi, tetapi atas campur tangan Tuhan, masalah dapat diselesaikan dengan baik,” timpalnya.
Dirinya berharap masyarakat Kota Ambon belajar untuk tidak terprovokasi lagi,
“Sebab pengalaman tahun 1999 itu sangat menyedihkan, menghancurkan hati serta ikatan persaudaraan Ale Rasa Beta Rasa, Potong Di Kuku Rasa Di Daging,” tandasnya.(MT-01)
