Ditegaskan Jorys, perpustakaan bukan saja bicara tentang buku tetapi bagaimana buku bisa bertransformasi menghasilkan pemikiran positif yang disandingkan dengan perilaku inovatif dan kreatif menghasilkan harapan baru bagi semua tingkatan dalam memenuhi kebutuhan baik pendidikan maupun meningkatkan ekonomi keluarga.
Ambon,moluccastimes.id-Perpustakaan Wairuhu Desa Galala mengalami perkembangan yang luar biasa, hal ini ditandai dengan ruang perpustakaan yang representatif yang disertai berbagai program.
“Perpustakaan ini memang telah berdiri sejak tahun 2016, awalnya menyatu dengan Kantor Desa. Kemudian dengan adanya pengelola Perputakaan yang baru, maka pada 2024 kami mendapat ruangan operasional, satu bangunan dengan Kantor PKK Desa Galala,” ungkap Pengelola Perpustakaan Wairuhu, Carlos Palyama, Rabu 09/04/2025.
Diakuinya sejak dioperasikan, berbagai program telah dilakukan melalui kolaborasi Pokja Inklusi dan Pemerintah Desa Galala.
“Perpustakaan bagi kami bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk membaca, tetapi ada banyak hal positif lain yang dapat dilakukan. Kami membuka kelas Bahasa Inggris bagi kelompok anak pra sekolah dan kelompok anak mulai kelas 1 hingga kelas 6 SD dengan melibatkan mahasiswa Desa Galala sebagai guru les,” jelas Palyama.
Kedepan, pihaknya juga akan membuka kelas tambahan bagi siswa SMP.
“Les untuk sejumlah mata pelajaran ujian untuk tingkat SMP. Sehingga diharapkan generasi muda mulai pra sekolah hingga SMP dapat meningkatkan pengetahuan melalui mata pelajaran yang diajarkan di luar sekolah,” tandasnya.
Diungkapkan, buku di perpustakaan merupakan sumbangan dari berbagai pihak.
“Sebanyak 1.000 buku bacaan anak merupakan bantuan dari Dinas Perpustakaan Kota Ambon, kemudian ada juga sumbangan dari warga dan Pemerintah Desa. Sedangkan rak, meja serta karpet merupakan bantuan anggaran 6dari dari desa,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi bagi para orangtua, menggairahkan mereka untuk berkreasi serta berinovasi.
“Melalui berbagai buku sebagai referensi yang ada di perpustakaan, para ibu dapat membuat kerajinan tangan, atau meningkatkan keahlian mereka dalam hal memasak. Setelah ini kami akan membuat pelatihan membuat bunga dari bahan daun tikar. Dengan membangun motivasi, kreasi serta inovasi para ibu, diharapkan dapat membantu perekonomian keluarga mereka,” beber Palyama.
Program lainnya, adalah membantu ketahanan pangan Desa Galala.
“Melalui pemanfaatan balkon atas perpustakaan kami menyiapkan dan menyediakan bibit cabe untuk membantu ketahanan pangan. Secara cabe adalah salah satu komoditi pemicu inflasi, sehingga lewat inovasi dan kemandirian kami menyediakan bibit cabe,” ungkap Pengelola Perpustakaan, Meity Jorys.
Dikatakan, bibit cabe tersebut lanjutnya dijual kepada Pemerintah Desa Galala.
“Oleh Pemerintah Desa kemudian dibagikan kepada masyarakat agar supaya mereka memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam cabe. Hasil penjualan itu kami gunakan untuk membeli peralatan belajar bagi anak-anak di perpustakaan. Sehingga kami tidak bergantung sepenuhnya dari Pemerintah Desa,” Jorys beralasan.
Inovasi lainnya, menurut wanita manis itu, adalah membuat hidroponik sederhana.
“Kerjasama dengan Pokja Desa Galala, kami mensosialisasikan pemanfaatan pekarangan kosong untuk hidroponik sederhana. Harapan kami ini menjadi pilot project bagi masyarakat sehingga kebutuhan sayur segar dapat tercukupi untuk keluarga,” tandasnya.
Ditegaskan Jorys, perpustakaan bukan saja bicara tentang buku tetapi bagaimana buku bisa bertransformasi menghasilkan pemikiran positif yang disandingkan dengan perilaku inovatif dan kreatif menghasilkan harapan baru bagi semua tingkatan dalam memenuhi kebutuhan baik pendidikan maupun meningkatkan ekonomi keluarga. (MT-01)