Sharing Knowledge, Latupati Kota Ambon : Maju Bersama Dengan Konsep Percepatan Pembangunan Berbasis Kawasan

by -222 Views

Sejarah mencatat pemimpin masa lalu Maluku memiliki pribadi yang unggul, dan harus menjadi pengalaman untuk membangun Maluku.

Ambon,moluccastimes.id-Sejarah mencatat pemimpin masa lalu Maluku memiliki pribadi yang unggul, dan harus menjadi pengalaman untuk membangun Maluku.

“Sebut saja Pattimura, hingga para perintis kemerdekaan seperti Dr. Leimena, Dr. Latuharhary, Dr. Latumeten, AY Patty mereka memiliki nilai yang berbeda dibandingkan dengan dari pemimpin saat ini. Mengapa ? sebab nilai yang dimiliki oleh pemimpin saat ini sudah tergradasi, tidak terlihat lagi kekuatan nilai adat istiadat yang dimiliki,” demikian Kepala Pemerintah Negeri Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan, Reza. V Maspaitella dalam Businnes Matching besutan Politeknik Ambon, di Auditorium Polnam, Selasa 16 juli 2024.

Dikatakan, pemimpin masa lalu memilki nilai adat yang dimiliki dari dalam keluarga dan negeri masing-masing.

“Nilai adat yang dimiliki itu kemudian digabungkan dengan kualitas pendidikan yang serius bahkan mengggalinya hingga ke Belanda, dengan sendirinya membentuk pribadi yang unggul. Sehingga Seokarno pernah menyebut, Indonesia tanpa Maluku bukanlah Indonesia. Pernyataan yang luar biasa,” terangnya,

Namun justru saat ini nilai adat mulai tergradasi dengan bentuk modernisasi.

“Kita harus bisa melihat kembali pengalaman waktu lalu untuk melahirkan semangat membangun negeri bahkan bangsa ini melalui keterampilan, inovasi serta kreatifitas yang dimiliki namun tidak melupakan nilai adat yang telah ada sejak dulu,” terangnya.

Maspaitella juga mentransfer Best Practise yang dilakukan di Negeri Rutong, Kecamatan Leitimur Selatan.

“Kami inginkan semua negeri adat di Leitimur Selatan maupun Kota Ambon majubersama, sebab itu tahun ini kita jalankan konsep percepatan pembangunan berbasis kawasan,” ucap Ketua Latupati Kota Ambon itu.

Lanjutnya, sangat diharapkan Rutong menjadi contoh bagi Maluku serta bagi Indonesia.

“Contoh bagaimana pemimpin adat secara kolektif membuat pola percepatan pembangunan berbasis adat tanpa mengesampingkan aspek kekinian digital teknologi sehingga kompilasi nilai adat dengan digital teknologi menjadi model membangun peradaban masa depan yang berkelanjutan berdasar nilai adat,” jelas pria tampan itu.

Melalui contoh tersebut, sambungnya, dapat diterapkan di beberapa gugus pulau.

“Sehingga dapat mencapai pembanguanan gugus pulau berbasis percepatan kawasan, mulai dari Kota Ambon kemudian dapat menyebar ke Leihitu, Buru, Tanimbar dan sebagainya. Jika ini dapat menjadi kawasan pertumbuhan yang berbasis inovasi, maka kita bisa mengintegrasi ekonomi antar kawasan, antar gugus pulau,” timpalnya.

Pria smart itu merencanakan tahun 2025, Rutong dan Leitimur Selatan akan melakukan integrasi ekonomi antar gugus pulau dengan Seram Bagian Barat melalui gandong Rumahkay serta negeri adat lainnya disana. Sedangkan untuk Maluku, intergasi ekonomi dapat lakukan ke Jawa Timur misalnya.

“Harapan kita inovasi menjadi model pembangunan di Maluku. Dalam kesempatan ini saya juga mengapresiasi inisiatif Polnam menjalin kerjasama dengan Rutong dan berbagai pihak sehingga rencana pembangunan sumber daya manusia dalam konteks keterampilan yang berbasis teknologi terapan dapat diwujudnyatakan. Bahwa Rutong telah menunjukkan teknologi terapan yang tidak mahal secara manual namun mampu memproduksi berbagai ide kreatif terutama dari sisi makanan, minuman serta lingkungan,” bebernya.(MT-01)