Setelah tiga bulan melakukan penutupan Sasi Adat Laut dan Darat, Pemerintah Negeri Akoon Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, membuka Sasi tersebut bagi masyarakat.
Akoon,Nusalaut,moluccastimes-Setelah tiga bulan melakukan penutupan Sasi Adat Laut dan Darat, Pemerintah Negeri Akoon Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, membuka Sasi tersebut bagi masyarakat.
“Hari ini kita membuka Sasi Adat untuk diambil oleh masyarakat, yaitu Sasi Gurita, Sia Sia, Lobster dan Kelapa,” ungkap Kepala Pemerintah Negeri Akoon, D. Tahapary disela kegiatan, Selasa 14/05/2024.
Tahapary mengakui, dampak budaya Sasi Adat sangat besar bagi masyarakat lokal.
“Melalui Sasi Adat, kita mengajarkan kepada masyarakat terutama generasi muda saat ini agar hidup tertib, bagaimana menjaga sumber daya alam yang kita miliki untuk kemaslahatan bersama baik hari ini maupun di masa yang akan datang,” aku Tahapary.
Selanjutnya ada juga dampak ekonomi yang diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Dengan Sasi ini, kita bisa memelihara sumber daya alam tersebut sehingga pada saatnya ketika Sasi dibuka, hasilnya selain dapat dikonsumsi oleh keluarga juga dapat dijual untuk menambah pendapatan keluarga,” tandasnya.
Dampak lain yaitu sosial budaya.
“Sasi ini juga untuk melestarikan sumber daya alam yang akhir-akhir ini mulai berkurang karena kebutuhan namun disisi lain harus dibarengi dengan peremajaan sehingga tidak hilang,” tandasnya.
Dikatakan, proses Sasi Adat ini merupakan program rutin dari Negeri Akoon.
“Hingga kini Sasi sudah berjalan selama empat (4) kali dan akan terus berlanjut. Bahkan ini masuk dalam program Pemerintah Negeri Akoon dan masyarakat benar-benar merasakan manfaatnya,” timpalnya.
Upu Latu Tounusa Hatalepu mengharapkan dengan adanya budaya Sasi Adat yang dilakukan di Akoon dapat menjadi contoh bagi negeri lainnya.
“Harapan saya agar budaya adat ini juga menjadi prioritas bagi negeri lainnya baik di Nusalaut maupun dli luar Nusalaut. Yang paling inti adalah dengan melakukan Sasi Adat ini maka ekosistem yang ada di setiap negeri dapat terjaga . Yang berikut karena masing-masing negeri memiliki komoditi yang masuk dalam Sasi Adat maka tidak ada perampasan atau pengakuan terhadap yang bukan menjadi miliknya,” jelasnya.
Diantara para tamu, yang tidak hadir justru para raja dan Ketua Latupati Nusalaut mengingat acara ini merupakan kebanggan adat yang harus disaksikan oleh para raja serta Ketua Latupati.
Ketika dikonfirmasi Tahapary menyatakan undangan kepada para raja dan Ketua Latupati akan terkonsoidasi kedepan.
“Atas nama Pemerintah Negeri, saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran para raja dan Ketua Latupati Nusalaut. Kedepan, hal ini akan menjadi prioritas kami dan semua negeri lainnya yang melakukan kegiatan Adat seperti ini,” tandasnya
Kegiatan Sasi Adat dimulai pukul 05.00 WIT yang dipimpin oleh Upu Latu Tounusa Hatalepu Amapatti, dimulai dari upacara pembukaan di Baileo Negeri Akoon diakhiri dengan doa oleh pendeta di lokasi pantai Akoon.
Pembukaan Sasi Adat dihadiri oleh Saniri Negeri Lengkap juga Kewang Darat dan Kewang Laut. Undangan lainnya tampak Danramil Nusalaut, Hamlek Lumamuly, Staf Pengajar Universitas Pattimura Ambon. (MT-01)